Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Delegasi Israel Tinggalkan Qatar, Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza Terus Berlanjut

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Sabtu, 06 Juli 2024 |12:25 WIB
Delegasi Israel Tinggalkan Qatar, Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza Terus Berlanjut
Delegasi Israel tinggalkan Qatar, negosiasi gencatan senjata di Gaza terus berlanjut. (Reuters)
A
A
A

KAIRO - Upaya untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza, Palestina mendapatkan momentum pada Jumat (5/7/2024). Hal itu setelah Hamas membuat proposal revisi mengenai syarat-syarat kesepakatan dan Israel mengatakan negosiasi akan berlanjut hingga minggu depan.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, kepala badan intelijen Mossad kembali dari pertemuan awal dengan mediator di Doha, ibu kota Qatar, dan negosiasi akan dilanjutkan minggu depan.

“Masih ada kesenjangan di antara kedua belah pihak,” kata kantor Netanyahu, melansir Reuters, Sabtu (6/7/2024).

Sebelumnya, sebuah sumber di tim perundingan Israel, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan kini ada peluang nyata untuk mencapai kesepakatan.

Pernyataan tersebut sangat kontras dengan kejadian di masa lalu dalam perang sembilan bulan di Gaza ketika Israel mengatakan persyaratan yang diberikan oleh Hamas tidak dapat diterima.

Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya perdamaian yang dimediasi secara internasional mengatakan usulan terbaru Hamas tersebut dapat menghasilkan kesepakatan kerangka kerja jika dianut Israel.

Dia mengatakan, Hamas tidak lagi menuntut komitmen Israel terhadap gencatan senjata permanen sebelum menandatangani perjanjian, dan akan mengizinkan negosiasi untuk mencapai hal tersebut dalam fase enam minggu pertama.

“Jika kedua belah pihak memerlukan lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata permanen, kedua belah pihak harus sepakat bahwa pertempuran tidak akan kembali terjadi sampai mereka melakukan hal itu,” kata pejabat itu kepada Reuters.

Hamas kemudian mengatakan pihaknya menolak kehadiran pasukan asing di Gaza. Ini menandakan penolakannya terhadap rencana pengiriman kontingen internasional ke Jalur Gaza untuk membantu menjaga perdamaian di wilayah kantong Palestina.

Komite Perlawanan Populer (RRC), sebuah kelompok Palestina yang bersekutu dengan Hamas, mengatakan secara terpisah, mereka akan menganggap pasukan internasional atau pasukan lainnya di Gaza sebagai penjajah.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement