JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengingatkan memasuki puncak musim kemarau tahun 2024, waspada potensi bencana hidrometeorologi kering khususnya kebakaran lahan gunung dan tempat pembuangan akhir sampah seperti di tahun 2023.
Suharyanto mengingatkan hal itu saat menggelar peralatan penanggulangan bencana di Pantai Boom Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kemarin. Apalagi, kata Suharyanto, saat ini sudah terdapat beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) lebih dari 45 hari.
“Sebentar lagi ini akan masuk musim kemarau, ada beberapa Kabupaten Kota di Jawa Timur sudah 45 hari enggak hujan. Ingat di 2023, Jawa Timur yang menonjol pada saat kekeringan terjadi kebakaran ada gunung Bromo kebakaran, ada Gunung Arjuno, ada tempat sampah ya. Ini hati-hati,” ujar Suharyanto dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (15/7/2024).
Suharyanto pun kembali mengingatkan jangan sampai kejadian kebakaran lahan gunung dan tempat sampah seperti yang terjadi di tahun 2023 terulang kembali.
“Kemudian ada beberapa kekeringan butuh air kemarin yang mendapat bantuan dari BNPB sumur bor ke dalam Bojonegoro mungkin ada daerah-daerah lain itu disiapkan ya karena dalam penanggulangan bencana ya, 73 persen itu keberhasilannya apabila logistik dan peralatannya terpenuhi,” bebernya.
Selain itu, Suharyanto mengingatkan segala macam jenis bencana ada di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat harus siap siaga bencana.
“Jadi bencana di negara kita ini paling lengkap dibandingkan negara lain. Segala jenis bencana ada, banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, gunung meletus, gempa bumi, tsunami ya. Bahkan kalau di negara lain hanya ada cyclone ya, sekarang di Bioskop ada Twister gitu ya, di kita juga ada walaupun dampaknya mungkin tidak sebesar kalau terjadi angin topan atau angin puting beliung seperti di negara lain. Tapi kejadian di Topan Seroja juga besar,” katanya.
Pada kesempatan itu, Suharyanto mengungkapkan bahwa setiap tahun bencana di Indonesia selalu bertambah. Bahkan, di tahun 2023 terjadi 5.400 kali bencana yang artinya jika dirata-rata sebanyak 20 kali kejadian bencana melanda setiap harinya.
“Setiap tahun bencananya nambah 2023 itu 5.400 kali bencana. Nah kalau di rata-rata kan 1 hari berarti bagi saja 5.400 bagi 365 hari, 20 kali bencana setiap hari,” ujar Suharyanto.
“Di tahun ini, baru bulan Juli ini sudah 1.000 lebih bencana. Dan Jawa Timur termasuk lima besar kejadiannya di 2023. Alhamdulilah di 2024 ini Jawa Timur dari mulai Januari sampai Juli tidak banyak bencana hidrometeorologi basahnya,” pungkasnya.
(Awaludin)