Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kecewa Terhadap Pemerintah, Diplomat Terkenal Korea Utara yang Ditempatkan di Kuba Membelot ke Korsel

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 17 Juli 2024 |15:11 WIB
Kecewa Terhadap Pemerintah, Diplomat Terkenal Korea Utara yang Ditempatkan di Kuba Membelot ke Korsel
Diplomat terkenal Korut membelot ke Korsel karena kecewa terhadap pemerintah (Foto: AP)
A
A
A

PYONGYANG - Seorang diplomat terkenal Korea Utara (Korut) yang ditempatkan di Kuba telah membelot ke Korea Selatan (Korsel).

Hal ini dikonfirmasi agen mata-mata Seoul kepada BBC. Penasihat politik tersebut diyakini merupakan diplomat Korea Utara berpangkat tertinggi yang melarikan diri ke Korea Selatan sejak tahun 2016.

Badan Intelijen Nasional (NIS) mengatakan diplomat tersebut membelot pada November tahun lalu.

Rincian mengenai pembelotan warga Korea Utara seringkali membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk terungkap karena para pembelot harus mengikuti kursus tentang masyarakat Korea Selatan sebelum mereka berintegrasi secara formal.

Laporan media Korea Selatan menyebutkan bahwa pembelot tersebut adalah seorang konselor yang bertanggung jawab atas urusan politik di kedutaan Korea Utara di Kuba. NIS belum mengonfirmasi hal ini kepada BBC.

Surat kabar Chosun Ilbo mengatakan pihaknya berhasil mewawancarai diplomat tersebut, yang diidentifikasi sebagai Ri Il Kyu, 52 tahun.

Ia menambahkan bahwa ia membelot karena kekecewaan terhadap rezim Korea Utara dan masa depan yang suram.

Pekerjaannya dilaporkan termasuk menghentikan Havana menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Seoul. Namun, pada bulan Februari, kedua pemerintahan tersebut menjalin hubungan resmi, yang dianggap sebagai kemunduran bagi Pyongyang.

“Setiap orang Korea Utara setidaknya berpikir satu kali untuk tinggal di Korea Selatan,” kata surat kabar itu mengutip pernyataannya.

Orang terkenal terakhir yang membelot ke Korea Selatan adalah Tae Yong-ho pada tahun 2016. Ia adalah mantan wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris.

Pada Minggu (14/7/2024), Korea Selatan memperingati upacara Hari Pembelot Korea Utara yang pertama.

Pada upacara tersebut, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menjanjikan dukungan keuangan yang lebih baik bagi para pembelot Korea Utara dan insentif pajak bagi perusahaan yang mempekerjakan mereka.

Yoon, seorang konservatif, telah mengambil pendekatan yang lebih hawkish terhadap Korea Utara dan kebijakan luar negeri secara umum, dibandingkan pendahulunya Moon Jae-In.

Dia mendukung sanksi terhadap rezim Kim Jong Un dan berjanji akan mengembangkan teknologi untuk melakukan serangan pendahuluan terhadap Korea Utara jika Pyongyang ingin menyerang Seoul.

Pembelotan terbaru ini terjadi pada saat ketegangan antara kedua Korea meningkat.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un secara resmi telah meninggalkan tujuan reunifikasi dengan Korea Selatan dan juga baru-baru ini mencap Seoul sebagai ‘Musuh Nomor Satu’, perubahan haluan yang dramatis dibandingkan enam tahun lalu ketika ia secara resmi bertemu dengan Pemimpin Korea Selatan saat itu, Moon Jae In.

Sejak itu, terjadi peningkatan retorika di kedua sisi perbatasan.

Kedua negara menerbangkan balon propaganda di sepanjang kota-kota perbatasan mereka, dan balon-balon dari wilayah Utara berisi sampah dan parasit.

Dan sebelumnya pada bulan Juni, Pyongyang mengklaim telah melakukan uji coba rudal hulu ledak nuklir canggih.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement