Rohana mengembuskan napas terakhir pada 17 Agustus 1972 pada usia 88 tahun di Jakarta. Namanya jarang dikenal perempuan Indonesia, baik masyarakat awam maupun tokoh perempuan Indonesia zaman sekarang. Namanya juga tak seharum Kartini yang diangkat Pahlawan Nasional oleh Presiden Ir Soekarno pada 1964.
Nama Rohana sekadar dikenal segelintir masyarakat negeri kita, khususnya di dunia insan pers, meski setidaknya diakui pemerintah daerah lewat tanda jasa dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Emansipasi perempuan menurutnya, kaum hawa tidaklah harus melampaui laki-laki. Baginya, yang terpenting adalah perempuan tetap pada kodratnya, namun mesti berpendidikan dan mendapat perlakuan yang lebih baik.
“Perputaran zaman tidak akan pernah membuat perempuan menyamai laki-laki. Perempuan tetaplah perempuan dengan segala kemampuan dan kewajibanya. Yang harus berubah adalah perempuan harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Perempuan harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan”.
(Qur'anul Hidayat)