Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Penembakan di Panti Jompo Tewaskan 6 Orang, Serukan Pengendalian Senjata yang Lebih Ketat

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 23 Juli 2024 |13:12 WIB
Penembakan di Panti Jompo Tewaskan 6 Orang, Serukan Pengendalian Senjata yang Lebih Ketat
Penembakan di panti jompo tewaskan 6 orang, serukan pengendalian senjata yang lebih ketat (Foto: Reuters)
A
A
A

KROASIA - Setidaknya enam orang tewas setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di sebuah panti jompo di Kroasia. Insiden ini memicu seruan untuk pengendalian senjata yang lebih ketat di negara Balkan tersebut.

Lima orang, termasuk seorang karyawan, tewas di sebuah rumah di kota Daruvar di bagian timur, sementara satu orang lainnya kemudian meninggal di rumah sakit.

Polisi mengatakan beberapa orang juga terluka, dan empat orang masih dalam kondisi kritis.

Menurut media Kroasia, tersangka melarikan diri dari tempat kejadian setelah serangan itu dan kemudian ditangkap di sebuah kafe, di mana dia ditemukan membawa senjata api tidak terdaftar.

Presiden Kroasia Zoran Milanovic mengatakan dia terkejut dengan penembakan massal yang biadab dan belum pernah terjadi sebelumnya dan menyerukan agar peraturan mengenai kepemilikan senjata menjadi lebih ketat.

“Ini adalah peringatan yang menakutkan dan seruan terakhir bagi semua lembaga yang kompeten untuk berbuat lebih banyak guna mencegah kekerasan di masyarakat,” tulis Presiden Milanovic dalam postingan media sosialnya.

Perdana Menteri (PM) Andrej Plenkovic menyebutnya sebagai serangan mengerikan dan menyatakan belasungkawa kepada mereka yang terkena dampaknya.

Pihak berwenang Kroasia tidak memberikan motif di balik pembantaian tersebut.

Marin Piletic, Menteri Tenaga Kerja, Pensiun, Keluarga dan Kebijakan Sosial Kroasia, mengatakan ibu tersangka telah menjadi penghuni panti jompo selama 10 tahun.

Laporan yang belum dikonfirmasi oleh media lokal menyebutkan pria tersebut adalah seorang veteran perang.

Menurut kepala polisi nasional Kroasia Nikola Milina, dia juga memiliki rekor mengganggu ketertiban umum dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

“Saya sedang menumpuk obat-obatan dan kemudian saya mendengar suara tembakan,” kata seorang pegawai panti jompo yang terkejut kepada stasiun televisi negara HRT.

“Kami bersembunyi di bawah tempat tidur, bos melarikan diri melalui jendela dan kemudian (kami melarikan diri) melalui jendela ke toko buku,” lanjutnya.

Pembunuhan tersebut mengejutkan 7.000 penduduk kota spa Daruvar yang tenang.

“Sulit bagi saya untuk memahami bahwa hal ini bisa terjadi di kota dan negara kita,” kata Wali Kota Damir Lnenicek kepada stasiun televisi Kroasia N1.

Menurut Lnenicek, sekitar 20 orang tinggal di panti jompo pada saat penembakan terjadi.

Penembakan massal di Kroasia jarang terjadi. Pembantaian pada Senin (22/7/2024) ini merupakan salah satu yang terburuk dalam sejarah negara tersebut sejak negara tersebut mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1991.

Menurut Survei Senjata Kecil tahun 2017, Kroasia memiliki 13,2 senjata api per 100 orang, menjadikannya negara ke-25 di Eropa dalam hal kepemilikan senjata.

Tahun lalu, dua penembakan massal di negara tetangga Serbia menyebabkan lebih dari 18 orang tewas dan menyebabkan banyak warga Serbia menyerahkan ribuan senjata terdaftar dan tidak terdaftar sebagai bagian dari amnesti pemerintah.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement