NEW YORK – Persaingan antara mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Wakil Presiden (Wapres) AS Kamala Harris terus memanas di bursa pencalonan pemilihan presiden (pilpres) AS.
Trump mengunggah di platform media sosialnya, Truth Social, tentang hasil jajak pendapat yang menyebutkan Harris adalah wakil presiden paling tidak populer dalam sejarah AS.
Dia juga membagikan postingan yang mencatat bahwa Harris ‘dinilai’ oleh pencatat skor kongres non-partisan GovTrack sebagai salah satu senator paling sayap kiri di antara lusinan senator Demokrat selama masa jabatannya.
Seperti diketahui, Harris melakukan kampanye terbuka pertamanya di Wisconsin yang memaparkan sejumlah prioritas liberal dalam pidatonya. Termasuk pengendalian senjata dan akses aborsi, serta kemiskinan anak, hak berserikat, dan layanan kesehatan yang terjangkau.
“Apakah kita ingin hidup di negara yang penuh kebebasan, kasih sayang, dan supremasi hukum, atau negara yang penuh kekacauan, ketakutan, dan kebencian?,” tanyanya.
Masih belum jelas apakah Harris dapat mempertahankan momentumnya. Dalam memo yang dirilis pada Selasa (23/7/2024), jajak pendapat Tony Fabrizio memperkirakan periode "bulan madu" dengan para pemilih akan berakhir dan akan ada fokus kembali pada perannya sebagai mitra dan kopilot Biden.
Tim kampanye Trump menyerang kegagalan Harris dalam membendung gelombang besar imigran gelap di perbatasan AS-Meksiko. Hal ini juga mengisyaratkan bahwa mereka akan mengecam catatan kejahatan dan inflasi pemerintahan Biden-Harris.
Sebuah email pada Selasa (23/7/2024) sore dari tim calon dari Partai Republik menuduhnya memberikan dana talangan kepada terdakwa pembunuh, pemerkosa, dan pelaku kekerasan lainnya, menghina Israel dan menipu masyarakat AS tentang "penurunan kognitif" Biden.
Selama panggilan telepon dengan wartawan, Trump mengeluarkan pendapat tentang Harris.