Bersama Yassin, dia selamat dari percobaan pembunuhan oleh Israel pada 2003,. Namun, Yassin kemudian terbunuh dalam serangan helikopter Israel pada tahun 2004.
Haniyeh menjadi terkenal pada tahun 2006 setelah memimpin Hamas dalam memenangkan pemilihan legislatif Palestina, mengalahkan gerakan Fatah. Meskipun sempat menjabat perdana menteri Otoritas Palestina, pemerintah persatuan bubar pada 2007 setelah Hamas menguasai Jalur Gaza.
Salah satu alasannya, Haniyeh dianggap tidak mampu bekerja sama dengan masyarakat internasional dan konflik internal dengan Fatah. Tapi, dia tetap menjadi pemimpin de facto Hamas di Gaza meskipun diberhentikan sebagai perdana menteri oleh Presiden Mahmoud Abbas.
Haniyeh beberapa kali menyatakan bersedia menerima pembentukan negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem sebagai ibu kota. Dia juga terbuka bekerja sama dengan pemerintah Barat yang mendukung hak-hak warga Palestina.
Pada tahun 2014, dalam konflik dengan Israel, dua keponakan Haniyeh tewas dan rumahnya rusak akibat serangan Israel. Perjalanan Haniyeh berakhir di Turki setelah sebuah serangan rudal menghantam tempat tinggalnya di Turki. (rizki rahmatulloh)
(Maruf El Rumi)