Sami Abu Zuhri juga mengungkapkan bahwa Hamas akan melancarkan perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem. "Hamas siap membayar berbagai harga untuk melakukannya," kata Zuhri. Ini menunjukkan bahwa Hamas bersiap untuk mengambil langkah-langkah ekstrem demi mencapai tujuan mereka, meskipun harus mengorbankan banyak hal.
Hamas menyatakan bahwa Ismail Haniyeh tewas dalam serangan yang mereka sebut sebagai "serangan berbahaya Zionis" di kediamannya di Teheran. Meskipun pemerintah Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai serangan tersebut, tuduhan ini telah memperkuat sentimen anti-Israel di kalangan pendukung Hamas.
Dalam pernyataan resminya, Hamas menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Ismail Haniyeh. "Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati. Bahkan, mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka, dengan mendapat rezeki," ungkap Hamas. Mereka juga menegaskan bahwa perjuangan Haniyeh akan terus dilanjutkan oleh para penerusnya.
Pembunuhan Ismail Haniyeh telah memicu respons yang keras dan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah. Dengan deklarasi balasan yang tegas dari Hamas, ancaman perang terbuka, dan eskalasi ketegangan, situasi di wilayah tersebut semakin memanas. Bagaimana perkembangan selanjutnya? Dunia kini menanti bagaimana Israel dan Hamas akan menavigasi konflik ini dalam waktu dekat. (Windy Nova Indratko)
(Maruf El Rumi)