“Maka, Aep yang bercerita tentang adanya anak-anak yang suka ngumpul di Gang, kemudian nongkrong, kemudian disambungkan dengan kematian. Maka api dan api bertemu dan terbakar lah Cirebon dengan amarah itu,” ujar Dedi.
Dedi pun mengatakan seluruh amarah itu terjadi karena karena ekonomi. “Kenapa ekonomi? Mereka itu kenapa dihinakan.
Mereka itu kenapa ditindas, mereka itu kenapa diperlakukan tidak adil tanpa bisa melakukan perlawanan hukum yang kuat karena mereka tak memiliki apapun dalam hidup.