Harun Kabir sempat didapuk menjadi Kepala Staf Brigade Suryakencana di bawah Divisi Siliwangi. Dia meraih pangkat mayor dalam TNI, namun saat itu ada aturan yang mengharuskan pangkat turun satu tingkat. Harun Kabir pun menjadi kapten.
Kapten Harun Kabir memimpin sejumlah pasukan gerilya. Dia meledakkan berbagai objek vital untuk melawan Belanda. Dari Bogor, Harun Kabir dan keluarganya menyingkir ke Sukabumi. Kemudian ke Cianjur untuk terus bergerilya.
Di tengah penyakit malaria yang diderita, Harun Kabir masih terus memimpin gerilya. Akhirnya di Cianjur, pahlawan tersebut menemui ajal di ujung senapan serdadu Belanda.
Kisah heroik Harun Kabir itu diulas secara detail dan menarik dalam buku Demi Republik, Perjuangan Kapten Harun Kabir 1942-1947, yang ditulis Hendi Jo dan diterbitkan Mata Padi.