Wanita berusia 76 tahun tersebut mundur setelah 300 orang tewas dalam protes berminggu-minggu yang ingin dihentikan pihak berwenang. Kekerasan mematikan pada Minggu malam menewaskan hampir 100 orang dan jam malam pun diberlakukan.
Jalan-jalan dipatroli oleh tentara pada hari Senin. Namun, para pengunjuk rasa tetap menentang dan menyerukan pawai di Dhaka saat kerumunan massa semakin banyak di ibu kota.
Massa dalam jumlah besar kemudian menyerbu istana perdana menteri, menghalangi Hasina menyampaikan pidato. Menjelang sore, suasana di jalan berubah menjadi perayaan setelah berita kepergian perdana menteri tersebar.
Langkah militer tersebut mengingatkan akan trauma sebelumnya. Bangladesh menderita pemerintahan militer selama bertahun-tahun pada tahun 1970-an dan 80-an setelah perang yang mengamankan kemerdekaannya dari Pakistan pada tahun 1971, dan banyak yang khawatir akan bahaya kembalinya pemerintahan militer.
(Maruf El Rumi)