JAKARTA – Kenapa pengebom bunuh diri sering disebut pengantin? Pertanyaan tersebut akan dibahas lengkap dalam artikel kali ini.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Mabes Polri mengungkapkan alasan remaja berinisial HOK (19) berencana melakukan aksi bom bunuh diri di kawasan Batu, Malang, Jawa Timur. Pelaku ingin menjadi pengantin bom bunuh diri Gereja, setelah dia membaca tentang propaganda Daulah Islamiyah (DI).
"Dia mengakses berbagai situs yang berisi anjuran-anjuran atau propaganda-propaganda Daulah Islamiyah,” ujar Kepala Bagian Perencanaan dan Administrasi (Kabag Renmin) Densus 88 AT Polri, Kombes Aswin Siregar.
Menurutnya, dari hasil penyelidikan, HOK diketahui merupakan seorang simpatisan Daulah Islamiyah atau ISIS, yang mana dia pun sudah berbaiat. Setelah berbaiat, HOK pun merencanakan melakukan aksi bom bunuh diri di kawasan Batu, Malang, Jawa Timur.
"Baiat dilakukan secara online oleh yang bersangkutan menggunakan salah satu aplikasi media sosial. Berbaiat kepada amir Daulah Islamiyah ISIS," tuturnya.
Asal Usul Pengebom Bunuh Diri Disebut Pengantin
David Brooks menulis mengenai "The Culture of Martyrdom" (Majalah Atlantic edisi Juni 2002) mencoba mengkaitkan dengan sejarah pengebom bunuh diri atau pengantin di kalangan pejuang Palestina yang menentang pendudukan Israel.
Brooks mengutip laporan wartawan Pakistan Nasra Hassan yang mewawancarai 250 orang yang merekrut dan melatih para calon pelaku bom bunuh diri di Palestina selama kurun waktu dari tahun 1996 sampai 1999.
Calon pengantin umumnya sangat loyal kepada kelompoknya. Mereka melalui proses indoktrinasi dan cuci otak persis seperti yang dilakukan oleh Jim Jones pemimpin Sekte Matahari kepada para jemaahnya menjelang bunuh diri masal tahun 1977.