DUNIA dikejutkan dengan berita Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina memilih kabur dari Bangladesh. Menggunakan helikopter tentara, Hasina yang telah berkuasa sekitar 10 tahun pergi dari Bangladesh menuju India.
Mengutip sumbe dari Al Jazeera, Hasina kabur menggunakan helikopter militer pada hari Senin, ketika kerumunan besar mengabaikan jam malam nasional untuk menyerbu istananya di Dhaka. Wanita berusia 76 tahun tersebut mundur setelah 300 orang tewas dalam protes berminggu-minggu yang ingin dihentikan pihak berwenang.
Kekerasan mematikan pada Minggu malam menewaskan hampir 100 orang dan jam malam pun diberlakukan. Jalan-jalan dipatroli oleh tentara pada hari Senin. Namun, para pengunjuk rasa tetap menentang dan menyerukan pawai di Dhaka saat kerumunan massa semakin banyak di ibu kota.
Massa dalam jumlah besar kemudian menyerbu istana perdana menteri, menghalangi Hasina menyampaikan pidato. Menjelang sore, suasana di jalan berubah menjadi perayaan setelah berita kepergian perdana menteri tersebar. Langkah Hasina kabur ke India menimbulkan banyak spekulasi dan pertanyaan tentang alasan di balik keputusan tersebut serta dampaknya terhadap politik Bangladesh dan hubungan internasional.
Selama beberapa bulan terakhir, Bangladesh telah mengalami ketegangan politik yang semakin memburuk. Protes massal terhadap pemerintahan Hasina telah meningkat, dengan tuduhan penindasan politik dan pelanggaran hak asasi manusia. Ketidakstabilan ini menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi pemimpin politik, mendorong Hasina untuk mencari perlindungan sementara di negara tetangga.
Sumber-sumber terpercaya mengindikasikan bahwa Sheikh Hasina menghadapi ancaman serius terhadap keselamatan pribadinya. Dalam situasi di mana keamanan pribadi menjadi kekhawatiran utama, mencari perlindungan di negara dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi seperti India dapat dianggap sebagai langkah tepat. Laporan menyebutkan bahwa ada kekhawatiran akan kemungkinan serangan yang dapat membahayakan nyawa PM Hasina.