TASHKENT – Kawasan Asia Tengah telah menjadi salah satu tujuan investasi China, dengan USD 105 miliar dikucurkan ke kawasan tersebut dalam 22 tahun terakhir. Salah satu negara tujuan investasi China di kawasan tersebut adalah Uzbekistan, yang menerima USD18 miliar, setengahnya berasal dari Bank Pembangunan China (CDB).
China merupakan negara sumber dana pembangunan terbesar di dunia, dengan komitmen lebih dari USD1,3 triliun yang telah dialokasikan sejak tahun 2000, termasuk yang dikucurkan ke Asia Tengah. Bantuan luar negeri China ini memiliki tiga motif utama yaitu politik, ekonomi, dan kemanusiaan, menurut para pakar.
Menurut Jana Leksyutina, seorang profesor di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, di Asia Tengah, China memiliki sejumlah tujuan. Ekspansi ekonomi China bertujuan untuk menstabilkan Daerah Otonomi Uighur Xinjiang dan mencegah ekstremisme dan terorisme dari Afghanistan dan Timur Tengah.
Dilansir Singapore Post, sejak akhir 1990-an, China telah meningkatkan upaya untuk mendiversifikasi impor sumber dayanya, khususnya melalui kemitraan energi dengan Asia Tengah. Misalnya, Turkmenistan telah muncul sebagai pemasok gas utama, sementara Kazakhstan telah menjadi penyedia uranium utama.
Uzbekistan sendiri mendekat ke China sejak insiden pembantaian Andijan tahun 2005, yang memicu reaksi keras internasional. Kedekatan ini menyebabkan peningkatan investasi China di Uzbekitsan secara signifikan.
Leksyutina mencatat bahwa kemitraan China-Uzbekitsan akan tumbuh, didorong oleh ekspansi ekonomi Uzbekistan dan komitmen terhadap keterbukaan.
Panduan China di tahun 2023 tentang investasi luar negeri menyoroti minat Beijing pada Uzbekistan. Panduan tersebut menunjukkan daya tarik negara tersebut karena biaya tenaga kerja dan biaya hidup yang rendah. Lebih jauh, panduan tersebut menekankan bahwa situasi politik Uzbekistan yang stabil, ketertiban umum yang terjaga, dan kepatuhan terhadap hukum menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi.