Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Sjahrir Infokan Jepang Kalah Tak Dipercaya Soekarno-Hatta, Berujung Penculikan Rengasdengklok

Arief Setyadi , Jurnalis-Rabu, 14 Agustus 2024 |06:07 WIB
Kisah Sjahrir Infokan Jepang Kalah Tak Dipercaya Soekarno-Hatta, Berujung Penculikan Rengasdengklok
Soekarno-Hatta (Foto: Ist)
A
A
A

Sjahrir mendesak agar proklamasi kemerdekaan segera dilakukan dan menyiapkan pengikut klandestinnya di daerah untuk memproklamasikan kemerdekaan jika upaya di Jakarta gagal.

Dihimpun dari berbagai sumber, pada 15 Agustus 1945, di Cirebon, dr. Soedarsono, seorang pengikut Sjahrir, sempat membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan yang disusun oleh Sjahrir, namun teks tersebut kemudian hilang. 

Situasi semakin kacau karena Soekarno dan Hatta tidak percaya bahwa Jepang telah kalah dan memilih jalur kooperatif, yang akhirnya memicu peristiwa Rengasdengklok. Para pemuda yang dipimpin oleh Sukarni menculik Soekarno dan Hatta dan membawa mereka ke Rengasdengklok untuk mendesak mereka memproklamasikan kemerdekaan di tempat yang bebas dari pengaruh Jepang.

Upaya ini tidak berhasil, dan melalui mediasi Ahmad Subardjo, Soekarno dan Hatta dibawa kembali ke Jakarta. Sjahrir, yang awalnya bekerja sama dengan Chaerul Saleh dan Sukarni, memutuskan untuk menjauh karena khawatir langkah-langkah pemuda tersebut akan mengarah pada petualangan politik.

Sejarah mencatat bahwa teks Proklamasi Kemerdekaan akhirnya disusun di rumah Laksamana Pertama Tadashi Maeda, seorang rekan dan teman baik Ahmad Subardjo. 

Teks proklamasi tersebut kemudian diketik oleh Sayuti Melik pada bulan Ramadhan. Pada 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 WIB, Soekarno didampingi Hatta mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan RI di beranda rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement