Usai pertemuan itu, Jusuf Kunto dari pihak pemuda mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno-Hatta. Ahmad Soebardjo pun memberikan jaminan kepada kelompok pemuda bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Kemudian, mereka kembali ke rumah Maeda untuk menyusun teks proklmasi.
Para penyusun teks proklamasi itu adalah Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebarjo. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Teks Proklamasi Indonesia itu diketik Sayuti Melik pada pagi harinya. Perdebatan terjadi tak hanya soal penyusunan teks proklamasi. Namun, lokasi pembacaan teks proklamasi itu pun menuai perdebatan antara kelompok tua dan muda.
Sukarni yang merupakan perwakilan dari kelompok pemuda ingin proklamasi dilakukan di lapangan IKADA namun Bung Karno tegas menolak usulan tersebut. Bung Karno ingin pembacaan proklamasi dilakukan di kediamannya agar tak menimbulkan bentrok antara tentara Jepang dan rakyat.
(Maruf El Rumi)