Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

SPECIAL REPORT HUT RI: Kilas Balik Detik-Detik Sebelum Proklamasi

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Sabtu, 17 Agustus 2024 |16:30 WIB
SPECIAL REPORT HUT RI: Kilas Balik Detik-Detik Sebelum Proklamasi
Momen pembacaan Proklamasi tak lepas dari kertas bersejarah yang berisi teks. (Foto: Kemendikbud)
A
A
A

SEJARAH mencatat rencana proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai dari perdebatan antara kelompok tua dan kelompok muda yang berbeda pandangan soal kemerdekaan bangsa Indonesia pada 15 Agustus 1945. Saat itu, kelompok muda seperti Chaerul Saleh, Wikana, hingga Sukarni mendesak dwi tunggal Soekarno dan Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan setelah Jepang menyerah dari sekutu.

Soekarno-Hatta tetap pada pendiriannya. Namun kelompok pemuda tetap ingin bangsa Indonesia segera merdeka dan bukan hasil pemberiaan Jepang. Lantas kelompok muda itu pun menculik Soekarno-Hatta dengan maksud agar kedua tokoh itu bebas dari pengaruh Jepang. Dwi tuggal pun dibawa ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945, sekira pukul 04.00 WIB dini hari.

Aksi penculikan itu sebenarnya membuat Bung Karno marah dan kecewa karena para pemuda tidak mau mendengarkan pertimbangannya yang sehat. Bung Karno membawa Fatmawati istrinya, dan Guntur yang pada waktu itu belum berumur satu tahun. Soekarno dan Hatta berada di Rengasdengklok seharian penuh. 

Upaya untuk menekan dwi tunggal segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia gagal total karena wibawa kedua tokoh bangsa itu yang cukup besar. Di sebuah pondok bambu di tengah persawahan Rengasdengklok, Bung Karno menjelaskan alasan dirinya ingin memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Dalam kesempatan itu, ia pun menerangkan bahwa 17 merupakan angka suci. Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada Jumat 17 Ramadan merupakan momen diturunkannya Alquran. Selain itu, 17 juga merupakan total rakaat dalam sholat lima waktu bagi umat Islam.

Sejarah Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Di sisi lain, Ahmad Soebardjo dari golongan tua dengan Wikana dari golongan muda membicarakan kemerdekaan yang harus segera dilaksanakan di Jakarta. Kemudian, Laksamana Tadashi Maeda bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. 

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement