SOEKARNO memiliki garis keturunan bangsawan. Proklamator sekaligus Presiden pertama Indonesia ini anak dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai Srimben. Ayah dan ibu Bung Karno memang darah biru.
Raden Soekemi Sosrodihardjo merupakan bangsawan Jawa keturunan Sultan Kediri. Sedangkan Ida Ayu Nyoman Rai Srimben, perempuan Bali dari kasta Brahmana, kasta tertinggi dalam sistem strata sosial Hindu Bali.
Hal tersebut tertuang dalam buku autobiografi "Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat" yang ditulis oleh Cindy Adams.
Dikisahkan pula kakek dan moyang Ida Ayu dari pihak ibu merupakan pejuang kemerdekaan yang gugur pada Perang Puputan di daerah Pantai Utara Bali yaitu Kerajaan Singaraja.
Sedangkan paman Ida Ayu adalah Raja Singaraja terakhir yang ditangkap dan diasingkan ke tempat pembuangan oleh Belanda di masa perjuangan kemerdekaan. Sejak saat itu, Belanda berhasil menguasai istana dan membuat keluarga ibunda Soekarno jatuh melarat.
Sementara itu, ayah Soekarno, Raden Soekemi Sosrodihardjo keturunan Sultan Kediri. Nenek dari nenek Soekemi bahkan memiliki kedudukan di bawah seorang putri yang berjuang mendampingi Pangeran Diponegoro.
Pertemuan Ida Ayu dan Soekemi pun tak kalah unik. Keduanya diceritakan bertemu di Bali saat Soekemi bekerja sebagai guru sekolah rendah di Singaraja. Ida Ayu yang saat itu masih muda memiliki tugas untuk membersihkan pura Hindu Budha setiap pagi dan petang.
Soekemi yang kerap datang ke air mancur di depan pura untuk menikmati ketenangan pun lama kelamaan jatuh cinta pada Ida Ayu yang selalu datang ke pura.
Rasa ketertarikan itu pun terbalaskan. Soekemi lantas mendatangi orang tua Ida Ayu untuk meminang gadis Bali tersebut. Sayangnya, permintaan Soekemi ditolak oleh keluarga Ida Ayu karena ia berasal dari Jawa dan beragama Islam.
Pasalnya, di masa itu tidak ada satu pun wanita Bali yang menikah dengan orang luar. Alhasil, Soekemi dan Ida Ayu memutuskan untuk kawin lari. Ida Ayu sempat dibujuk untuk kembali oleh kedua orang tuanya, bahkan saat itu Kepala Polisi juga turun tangan.
Namun, Ida Ayu tetap kekeuh pada pendiriannya dan mengaku mencintai Soekemi. Setelah menempuh berbagai usaha, keduanya pun akhirnya menikah resmi pada 15 Juni 1887 dan pindah ke Surabaya.
Dari pernikahan tersebut Ida Ayu Nyoman Rai Srimben dikaruniai dua orang anak, yakni Raden Soekarmini dan Soekarno. Setelah perjalanan cinta yang panjang dan perjuangan yang tak mudah, Ida Ayu Nyoman Rai Srimben meninggal dunia pada 12 September 1958.
(Salman Mardira)