JAKARTA - Polda Metro Jaya memastikan bahwa pesan berantai tertulis panggilan ke Bareskrim Polri terhadap sejumlah Influencer saat demo tolak RUU Pilkada di Gedung DPR RI, informasi palsu atau hoaks. Diantaranya yang mendapatkan teks tersebut yakni, YouTuber Andovi da Lopez dan Panji Pragiwaksono.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi menekankan bahwa informasi pemeriksaan ke Bareskrim Polri itu tidak benar. Menurutnya, gaya bahasa pesan tertulis itu bukanlah khas dari panggilan penyidik kepolisian.
“Sejauh ini, kalau lihat dari profilnya, dari bahasanya, itu tentunya tidak benar," ujar Ade Ary, Jumat (23/8/2024).
Mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan itu menjelaskan, kalau di tingkat Polres yang ada yaitu Satreskrim. Sementara pesan itu Bareskrim Polres. Maka, Ade Ary menjelaskan kalau benar polisi yang mengirim pesan itu maka tidak bakal salah.
"Karena di tingkat Polres itu namanya bukan Bareskrim. Kalau di Polres itu namanya Satreskrim, ini udah jelas. Kalau itu dikeluarkan oleh seorang petugas kepolisian, pasti tidak akan salah dalam menyebutkan nama kesatuan. Kemudian nomor handphonenya sama. Terus pakai akun orang lain, instansi lain,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, YouTuber, Andovi da Lopez ikut demo penolakan revisi Undang-Undang Pilkada di depan Gedung DPR/MPR RI. Dia mengklaim dapat pesan dari pengirim yang mengaku dari polisi sebelum datang ke sana.
"Bukan pesan dari Bareskrim, bukan. Ada info dari nomor yang tidak dikenal, paling gua gak tahu, cuma scam doang gua gak tahu," ujarnya, Kamis (22/8/2024).
Dia mengungkapkan, isi pesan tersebut menuding dirinya jadi provokator untuk melakukan aksi kekerasan saat unjuk rasa. Dia mengaku heran akan tudingan itu.
"Gua didakwa sebagai penyebar ajakan aksi kekerasan, padahal dari tadi di sini gua nyantai. Menyemangati anggota DPR tercinta yang bisa meeting dengan sangat cepat. Hebat sekali," ujarnya.
(Puteranegara Batubara)