Cukup untuk tetap hidup
Ketika Wassim meninggalkan tahanan, ia mengalami kekurangan vitamin, zat besi, dan kalsium.
“Penjara itu tidak layak huni,” katanya.
“Saya meminta perawatan medis setiap hari, tetapi tidak ada dokter yang datang. Mereka bahkan tidak ada (di penjara-red),” kata Wassim.
Ransum makanan juga sebagian besar tidak memadai. Hussein mengatakan bahwa ia dan sembilan tahanan lainnya di selnya akan menerima makanan dalam “gelas plastik kecil”.
“Itu cukup untuk membuat kami tetap hidup,” katanya.
“Hampir setiap hari, nasi putih. Terkadang, nasinya kurang matang. Kami makan, kenyang selama lima menit, lalu melanjutkan sisa hari seolah-olah kami sedang berpuasa.," katanya.
“Kami mengemis minta air, dan akhirnya minum air yang terkontaminasi dari kamar mandi. Kami terpaksa. Kami tidak punya pilihan lain,” kenangnya.
Pihak berwenang penjara Israel menutup kantin tempat para tahanan dapat membeli makanan dan perlengkapan dasar serta menyingkirkan perangkat listrik termasuk kompor listrik dan ketel.
Ayah Hussein, Omar mengatakan ia sangat khawatir tentang putranya, terutama setelah 7 Oktober.
“Setelah perang di Gaza, ketika kami mendengar betapa buruknya keadaan warga Palestina di penjara Israel, kami sangat terpukul,” kata Omar, mengutip Al Jazeera.
“Kami menangis siang dan malam,” kenangnya.
Omar berharap Hussein akan dibebaskan pada bulan November ketika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata sementara yang mencakup pertukaran puluhan tahanan Palestina dengan beberapa tawanan yang ditahan di Gaza.
Namun, meskipun mengalami cedera, Hussein tidak dibebaskan.
"Mereka merampas masa kecilnya, dan sisa hidupnya," kata Omar.
Menurut Omar, Hussein yang jauh lebih pendiam kini tengah berjuang untuk kembali berintegrasi dengan komunitasnya. Di tengah keramaian, ia sering kali menyendiri di sudut dan sering terbangun karena mimpi buruk.