Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Anak Palestina Mencoba Bertahan Hidup di Penjara Israel, Kerap Disiksa hingga Dilecehkan

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Sabtu, 31 Agustus 2024 |17:13 WIB
Kisah Anak Palestina Mencoba Bertahan Hidup di Penjara Israel, Kerap Disiksa hingga Dilecehkan
Kisah anak Palestina mencoba bertahan hidup di penjara Israel, disiksai hingga dilecehkan. (Reuters)
A
A
A

TEPI BARAT - Anak-anak Palestina menjalani kehidupan sulit saat berada ditahanan di penjara Israel. Mereka mencoba bertahan hidup di tengah penyiksaan, penghinaan, perlakuan buruk, dan pelecehan yang terjadi saat ditahan. 

Pada 3 Oktober 2023, ia ditembak di paha kanan oleh pasukan Israel di sebuah menara pengawas dekat kota Hebron di Tepi Barat yang diduduki.

 Hussein jatuh ke tanah dan melihat dua tentara Israel berjalan ke arahnya. Mereka memukulinya, menendang kepalanya hingga ia kehilangan kesadaran.

Ia terbangun tiga hari kemudian di sebuah rumah sakit, hanya untuk menyadari bahwa ia telah menjalani operasi dan akan dibawa ke Penjara Ofer.

Itu hanya beberapa hari sebelum Israel melancarkan serangan berkelanjutannya ke Gaza dan terakhir kalinya ia menerima perawatan medis di tahanan.

Tak Bisa Berjalan

Hussein adalah salah satu dari ratusan anak yang ditahan Israel selama bertahun-tahun. Jumlah itu telah berlipat ganda secara dramatis sejak Israel memulai serangannya di Gaza pada 7 Oktober dan mengintensifkan penggerebekan harian dan kampanye penangkapan massal di Tepi Barat.

Hussein dulu suka pergi ke pusat kebugaran, menantang dirinya untuk mengangkat beban lebih banyak. Ia juga suka bermain sepak bola dengan teman-temannya.
 Namun, sekarang ia pincang, membutuhkan kruk untuk berjalan, dan menghabiskan sebagian besar harinya berbaring di kasur.

Ia akan memerlukan operasi implan sendi setelah ia selesai tumbuh pada usia 18 tahun.

"Saya benar-benar berjuang. Saya tidak bisa berjalan dengan baik atau mengejar teman-teman saya lagi," kata Hussein mengutip Al Jazeera, Sabtu (31/8/2024).

Kelalaian medis hanyalah salah satu dari sekian banyak bentuk pelecehan, penyiksaan, penghinaan, dan perlakuan buruk yang dihadapi tahanan Palestina di fasilitas penahanan Israel, menurut beberapa kelompok hak asasi manusia.

Bersama dengan badan-badan PBB, mereka telah mengungkap pelecehan sistematis yang sedang dilakukan.

Lebih dari 700 penangkapan anak-anak telah didokumentasikan oleh Masyarakat Tahanan Palestina sejak 7 Oktober. Saat ini, 250 dari mereka masih berada di tahanan Israel.

"Jumlah ini, terutama dibandingkan dengan periode sebelumnya, sangat tinggi," kata juru bicara Masyarakat Tahanan Palestina, Amani Sarahneh. 

Sarahneh menambahkan, anak-anak dilecehkan dan disiksa dengan cara yang sama seperti tahanan Palestina dewasa.

“Seorang anak Palestina kemungkinan akan mengalami setiap taktik penyiksaan yang dapat Anda bayangkan,” katanya.

Ia menambahkan, pasukan Israel telah menggunakannya terhadap anak-anak Palestina selama bertahun-tahun.

Tahanan Palestina dipukuli, dibiarkan kedinginan dalam waktu lama, dan tidak diberi makan, tidur, air, dan perhatian medis, sebuah laporan oleh Kantor Hak Asasi Manusia PBB bulan lalu mengungkapkan.

Anak-anak saat ini hidup “dalam keadaan kelaparan terus-menerus di dalam penjara Israel”, kata Sarhaneh.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement