Israel menuduh Hamas menggunakan fasilitas itu sebagai pusat komando dan kendali serta mengatakan pejuang Hamas termasuk di antara yang tewas.
PBB mengatakan hampir 300 pekerja bantuan, lebih dari dua pertiga dari mereka staf PBB, telah tewas sejauh ini dalam perang Gaza yang menyedihkan, yang sekarang mendekati tanda satu tahun.
Kaag, salah satu dari sedikit pejabat PBB yang bertemu dengan pejabat senior Israel termasuk Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, menggambarkan diskusinya sebagai konstruktif.
"Kami mengajukan permintaan di atas meja. Beberapa dipenuhi. Kami juga memperoleh komitmen,” terangnya.
Namun, ia menunjukkan bahwa antara komitmen dan waktu yang dibutuhkan untuk melihat implementasi yang nyata dan nyata, terlalu banyak waktu berlalu.
"Tidak ada satu hari pun, tidak satu detik pun yang terbuang," katanya kepada BBC dalam sebuah wawancara dari New York.
Pejabat Israel telah berulang kali menegaskan bahwa bantuan yang cukup telah mencapai Gaza, dan membantah laporan tentang kelaparan yang meluas dan parah.
Kaag mengatakan bahwa mereka tahu dari survei dan penelitian bahwa mayoritas penduduk mengalami kerawanan pangan dan pusat kesehatan PBB mengetahui banyak anak atau bayi yang kekurangan gizi atau kekurangan gizi akut yang datang.
Ketika ditanya tentang tuduhan Israel bahwa masalah utama dengan pengiriman makanan adalah pengalihan bantuan oleh Hamas, Kaag mengaku keluhan itu.
"Kami sering mendengarnya. Saya merasa sangat sulit untuk mengonfirmasinya,” ungkapnya.
(Susi Susanti)