AMMAN - Raja Yordania King Abdullah II menegaskan negaranya tidak akan menjadi Tanah Air alternatif untuk warga Palestina. Penegasan itu disampaikan King Abdullah menanggapi adanya kampanye memindahkan warga Palestina di Tepi Barat ke Yordania oleh
ekstremis Israel.
Berbicara di pertemuan para pemimpin dunia Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Raja Abdullah mengatakan “gagasan Yordania sebagai Tanah Air alternatif (bagi Palestina)... tidak akan pernah terwujud.” Dan mengatakan pemindahan paksa warga Palestina oleh Israel akan menjadi “kejahatan perang.”
Letak Yordania, yang berbatasan dengan Tepi Barat dan Israel serta memiliki populasi Palestina yang besar, “tidak akan pernah menerima pemindahan paksa warga Palestina, yang merupakan kejahatan perang,” kata Raja Abdullah dikutip Arab News.
Dia mendesak masyarakat internasional untuk bergabung dalam “upaya bantuan besar-besaran untuk mengirimkan makanan, air bersih, obat-obatan, dan pasokan penting lainnya” ke Jalur Gaza, tempat perang selama hampir setahun telah memicu “penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Asosiasi pemukim Tanah Perjanjian Israel sedang gencar mengkampanyekan memindahkan warga Palestina ke Jordania. Kampanye itu dilakukan dengan mendistribusikan ribuan poster dan selebaran yang intinya meminta warga Palestina pergi.
Dikutip dari middleeastmonitor poster poster tersebut mereka menulis; "Jalan ini aman untuk kalian tinggalkan sekarang" disertai peta "rute yang benar" untuk melakukan perjalanan dari Nablus dan Ramallah.