SARWO EDHIE WIBOWO, memimpin pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) memberantas PKI setelah gerakan yang dipimpin DN Aidit tersebut gagal.
Usai peristiwa Subuh berdarah, pada 1 Oktober 1965, PKI sempat menguasai Radio Republik Indonesia (RRI) untuk kemudian menyiarkan fitnah. Kabar soal gerakan mereka pun menyebar ke berbagai kota di luar Jakarta.
Seperti yang terjadi di Bandung. Meski ada siaran dari gerombolan Tjakrabirawa pimpinan Untung Syamsuri, sedikitnya kala itu situasi Bandung tak terjadi chaos.
“Terdengar sampai Bandung karena ada siaran radio dari pihak Untung Cs dan radiogram kepada seluruh Pangdam. Secara umum, pasca-kejadian situasi di Bandung, terutama Kodam Siliwangi, paling kondusif,” ungkap penggiat sejarah 'Historia van Bandoeng', Iman Firmansyah kepada Okezone, beberapa waktu lalu.
“Situasinya kondusif saat kejadian 1965 sampai 1966. Mungkin dari pengalaman seringnya pasukan Siliwangi bergesekan dengan kaum radikal kiri, jadi emosi mereka lebih dapat terjaga, dibanding di Jawa Tengah, Jawa Timur atau Bali,” tambahnya.