Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Rekonsiliasi Raja Majapahit dan Mahapatihnya Pasca Perang Bubat

Avirista Midaada , Jurnalis-Senin, 07 Oktober 2024 |07:53 WIB
Kisah Rekonsiliasi Raja Majapahit dan Mahapatihnya Pasca Perang Bubat
Ilustrasi kerajaan (Foto: Ist/Okezone)
A
A
A

Konon saat kunjungan ini Gajah Mada yang sempat diistirahatkan pasca kesalahannya di Perang Bubat, turut mendampingi Hayam Wuruk dan rombongan kerajaan. Mansur Hidayat pada penjelasannya di buku "Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru", kunjungan terjadi pad 1359 Masehi ke wilayah bekas Kerajaan Lamajang Tigang Juru.

Selain dua pejabat utama yakni Hayam Wuruk dan Gajah Mada, kunjungan ke Lamajang ini juga diikuti para menteri, tanda, pendeta, pujangga, abdi istana, dan dikawal ribuan pasukan. Rombongan besar ini melakukan kunjungan diplomasi yang sangat penting, karena merupakan wilayah yang kerap terjadi pergolakan. 

Pada kunjungannya ini rombongan Kerajaan Majapahit memakan waktu tiga bulan dengan menelusuri wilayah timur ibu kota Majapahit. Rombongan lantas bergerak menuju Malang dan Pasuruan, yang merupakan wilayah inti Kerajaan Majapahit. 

Berturut-turut rombongan lantas melintasi Pawijungan yang diperkirakan di daerah Bantaran (Probolinggo selatan), yang kemudian menuruni Pesawahan (daerah Sawaran) dengan melintasi sawah dan kemudian menuju Jaladipa, Talapika, dan Padali, yang saat ini bisa diidentifikasi menjadi daerah Ranu Bedali (Ranuyoso dan Klakah sekarang). 

Kemudian, melintasi Arnon (Biting / Kutorenon) yang merupakan ibu kota langsung menuju Panggulan (diperkirakan Panjunan atau Sukodono sekarang), hingga menuju Tepasena (diperkirakan Purwosono sekarang), dan menuju ke arah Kota Rembang, yang diperkirakan daerah Candipuro, di mana ini merupakan kompleks bekas ibu kota Lamajang di masa lebih kuno. 

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement