JAKARTA - Pakar hukum dari Universitas Jenderall Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Hibnu Nugroho mengatakan, Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam 5 tahun terakhir di periode pemerintahan Jokowi, telah membuat legacy pengusut korupsi-korupsi besar, dan berani menjerat mereka yang punya jabatan tinggi.
Menurut Hibnu, Kejagung di bawah kepemimpinan Jaksa Agung ST Burhanuddin, membuat terobosan hukum dalam upaya tindak pemberantasan korupsi. “Korupsi-korupsi yang bernilai tinggi dan menyentuh kebutuhan masyarakat, seperti minyak goreng, ASABRI, kasus sawit Duta Palma, timah, dan menyasar juga jabatan-jabatan pada tingkat menteri. Ini baru terjadi pada kali ini. Ini yang perlu dicatat dalam penangangan korupsi,” kata Hibnu, Jumat (11/10/2024).
Keberhasilan Kejagung dalam penanganan perkara besar, menurut Hibnu, kuncinya ada pada punya keberanian untuk masuk membongkar para mafia. Mulai mafia tambang, mafia tanah, mafia terkait pengadaan.
Selain itu, menurut Hibnu, kepemimpinan ST Burhanuddin yang solid membuat Kejagung mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Kejaksaan menilai korupsi sebagai kejahatan luar biasa. Sehingga mereka tidak takut untuk menindak siapapun pelaku, termasuk orang-orang yang memiliki kekuasan.
“Walaupun tidak semua, setidaknya Kejaksaan sudah berani menyentuh lini-lini tertentu,” ungkap Hibnu.