”Giant Sea Wall-nya kan belum digambar. Aspirasi itu nanti masuk dalam proses desainnya. Nggak ada masalah, bedanya posisi untuk mencari ikan bergeser sedikit, yang tadinya di sini akan geser sedikit ke sana,” tutur politisi yang pernah menjadi Wali Kota Bandung itu.
Di luar persoalan melayan, masyarakat Jakarta Utara yang datang secara langsung ke lokasi BARK di Gelanggang Remaja Tanjung Priok mengutarakan masalah keamanan dan kriminalitas, baik yang terjadi di lingkungan rumah warga maupun di lembaga pendidikan atau sekolah. Salah seorang warga menyampaikan bahwa kasus perundungan dan pelecehan masih kerap muncul.
”Kemudian tadi ada aspirasi, masih terjadi perundungan dan pelecehan. Saya sudah kasih solusi. Namanya aplikasi Stopper, untuk menyelesaikan masalah perundungan. Itu bisa kita terapkan dalam program seratus hari pertama saya sebagai gubernur,” tegas Ridwan Kamil.
Khusus tindak kriminal yang masih sering terjadi di lingkungan warga, Ridwan Kamil menyampaikan bahwa ada aplikasi panic button yang sudah disiapkan oleh pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO). Aplikasi tersebut akan terkoneksi sampai ke aparat keamanan di level polsek. Selain itu, dia memastikan bahwa Closed Circuit Television (CCTV) akan ditambah di seluruh RT dan RW.
BARK di Jakarta Utara merupakan agenda dialog terbuka yang dihadiri langsung oleh Ridwan Kamil. Kegiatan tersebut sudah dilakukan dua kali. Sebelumnya, Ridwan Kamil mendengarkan kritik, masukan, dan saran dari masyarakat Jakarta Selatan. Dia memastikan, BARK akan hadir di seluruh wilayah Jakarta untuk menyerap sebanyak-banyaknya aspirasi masyarakat.
(Fetra Hariandja)