Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

3 Negara Penjajah Somalia

Naomi Angelina Panjaitan , Jurnalis-Rabu, 16 Oktober 2024 |17:01 WIB
3 Negara Penjajah Somalia
Ilustrasi.
A
A
A

JAKARTA –  Somalia merupakan negara paling timur di Afrika yang terletak di Tanduk Afrika. Negara ini memiliki posisi strategis antara Afrika Sub-Sahara dan negara-negara di Arab serta Asia barat daya, dengan ibu kotanya, Mogadishu yang berada di tepi Samudra Hindia. Penduduknya mayoritas terdiri dari suku Somali yang hidup nomaden, menggembala ternak atau bertani.

Sejak dahulu, wilayah pesisir utara dan timur Somalia telah terhubung dengan dunia luar karena kedekatannya dengan Arab, dan merupakan pusat perdagangan produk berharga seperti kemenyan, bulu burung unta, dan ghee atau mentega jernih. Wilayah ini juga terkenal dalam catatan Mesir kuno sebagai tanah Punt, "tanah aroma dan dupa." Antara abad ke-7 dan ke-10, para pedagang Arab dan Persia Muslim mendirikan pos perdagangan di sepanjang Teluk Aden dan pesisir Samudra Hindia.

Pada abad ke-19, kekuatan Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Italia mulai berlomba-lomba untuk menguasai wilayah Somalia. Hingga akhir abad ke-19, Somalia terpecah menjadi beberapa wilayah yang dikuasai oleh Inggris, Italia, dan Prancis. Wilayah utara sebagai protektorat atau wilayah perlindungan Inggris, sementara Italia mengambil alih bagian selatan dan mendirikan koloni Somalia Italia. Berdasarkan Britannica, bagaimana pengaruh negara-negara tersebut selama berada di Somalia?

  1. Inggris

Inggris mulai menunjukkan ketertarikan terhadap pantai utara Somalia setelah mendirikan stasiun batu bara di Aden pada tahun 1839. Pendirian stasiun ini bertujuan untuk menciptakan rute cepat menuju India, yang pada saat itu merupakan salah satu koloni terpenting bagi Kekaisaran Inggris. Dengan meningkatnya aktivitas perdagangan dan militer di kawasan itu, kebutuhan akan pasokan daging untuk garnisun di Aden semakin mendesak. Hal ini mendorong Inggris untuk menjalin hubungan dengan wilayah pantai utara Somalia, yang kaya akan sumber daya dan potensi perdagangan.

Pada 1884-1886, Inggris mulai menandatangani perjanjian perlindungan dengan beberapa klan utama di wilayah utara. Dalam perjanjian tersebut, Inggris berjanji bahwa klan-klan tersebut akan tetap merdeka, sementara Inggris akan menguasai dan mengendalikan wilayah pantai. Dengan cara ini, protektorat Inggris di Somaliland secara resmi didirikan. Langkah ini tidak hanya mencerminkan strategi kolonial Inggris untuk mengamankan jalur perdagangan, tetapi juga menunjukkan bagaimana mereka mencoba untuk memanfaatkan dinamika lokal dan struktur kekuasaan yang ada.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement