Mbah Maridjan meyakini, melakukan aktivitas yang melanggar di area tersebut akan membuat sang gunung murka dan dapat melepaskan awan panas dengan daya rusak luar biasa.
Ia juga memberikan peringatan dengan mengucapkan “Cetha kuwi!,” (Jelas itu!) dan juga menggarisbawahi penggunaan backhoe sebagai tindakan “merusak alam,” katanya.
Pesan Mbah Maridjan kembali menjadi sorotan ketika Gunung Merapi meletus pada 2010 silam. Gunung Merapi mengeluarkan awan panas dan merenggut banyak korban jiwa termasuk Mbah Maridjan.
(Arief Setyadi )