Tingkat pengangguran di Georgia mencapai 14,5%, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Melalui PMC Research, banyak pemuda yang meninggalkan negara ini untuk mencari pekerjaan di luar negeri, sementara yang tinggal di Georgia lebih memilih melanjutkan pendidikan tinggi daripada bekerja. Keterbatasan pekerjaan paruh waktu dan tingginya angka pemuda yang tidak bekerja dan tidak melanjutkan pendidikan juga memperburuk situasi. Selain itu, gaji pemuda rata-rata 35% lebih rendah dibandingkan populasi usia kerja lainnya, dan kesenjangan gender menghambat partisipasi angkatan kerja.
Ukraina memiliki tingkat pengangguran hingga 14.2% dan dipengaruhi oleh perang besar yang sedang terjadi. Agresi militer dari Federasi Rusia menyebabkan kehancuran infrastruktur, bisnis, dan aktivitas ekonomi di berbagai wilayah, sehingga tingkat pengangguran di Ukraina meningkat hingga 30%, sementara pendapatan masyarakat juga turun drastis. Menurut Institute of Analytics and Advocacy, akibat invasi Rusia, setidaknya 109 perusahaan besar dan menengah di Ukraina mengalami kerugian langsung.
Dari jumlah tersebut, 19 perusahaan milik negara dan swasta hancur total, sementara 90 perusahaan lainnya mengalami kerusakan sebagian. Jumlah pencari kerja yang jauh melebihi jumlah lowongan, serta harapan gaji yang lebih tinggi daripada yang ditawarkan, menunjukkan kondisi sulit yang dihadapi warga Ukraina.
Tingkat pengangguran di Maroko sebesar 13.4%, yang disebabkan beberapa faktor utama. Al Majjala menjelaskan bahwa pengangguran meningkat di perkotaan akibat dampak kekeringan, serta pengaruh pandemi COVID-19 yang menghilangkan 500.000 pekerjaan. Sektor pertanian, yang sebelumnya menyerap banyak tenaga kerja, mengalami penurunan kontribusi terhadap total pekerjaan, menyisakan banyak pemuda tanpa pekerjaan. Perubahan iklim turut memperburuk situasi dengan mengurangi produksi pertanian dan menyebabkan hilangnya lebih dari 150.000 pekerjaan. Faktor-faktor ini, bersama dengan kesulitan ekonomi global dan ketidakpastian geopolitik, memperburuk kondisi pasar tenaga kerja di Maroko.
(Rahman Asmardika)