Saat ini, kata Yuli, banyak kelompok tani yang tinggal dikawasan hutan mangrove mempunyai mata pencaharian seperti membatik dan menjual ikan baronang.
"Dan juga buah mangrove bisa dijadikan tepung, yang nantinya akan dikoordinasikan kepada Dinas Koperasi dan UMKM, untuk sertifikatnya sudah kita pikirkan dan terkait masalah pemasaran bisa dengan dinas industri, bisa dipasarkan dan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat," bebernya.
Yuli pun mengakui, jika kehadiran Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), tidak menghambat untuk penanganan hutan mangrove, karena terintegrasi dengan beberapa stakeholder.
"BRGM sudah berkoordinasi dengan kami untuk penanganan hutan mangrove banyak baiknya, dan tidak tumpang tindih. Kita harus berkoordinasi lebih baik lagi," pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )