FLORES Back Arc Thrust atau sesar naik busur belakang Flores yang memanjang di dalam laut dari utara Pulau Flores hingga Laut Utara Lombok menjadi sorotan setelah gempa terbaru mengguncang Maumere, pada Sabtu 30 November 2024 pukul 08.58.20 WITA.
Gempa berkekuatan Magnitudo (M) 4,1 itu menambah daftar panjang aktivitas tektonik di kawasan tersebut. Apalagi, Flores Back Arc Thrust tercatat telah menjadi penyebab gempa dan tsunami mematikan yang terjadi pada 12 Desember 1992.
“Epicenter gempa ini lokasinya dekat dengan gempa yang memicu tsunami mematikan tahun 1992,” ujar Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya, Minggu (1/12/2024).
Dirinya mengatakan gempa besar berkekuatan M 7,8 yang terjadi di lepas pantai Flores, pada hari Sabtu, 12 Desember 1992, pukul 13:29 WITA memicu tsunami dengan ketinggian maksimum 26 meter yang menghancurkan permukiman di pesisir pantai Flores.
“Setidaknya 2.500 orang meninggal atau hilang di Laut Flores, termasuk 1.490 orang meninggal di Maumere dan 700 orang di Pulau Babi, lebih dari 500 orang terluka dan 90.000 orang kehilangan tempat tinggal. Peristiwa ini merupakan salah satu gempa dan tsunami paling mematikan di Indonesia,” ungkapnya.
Lalu, mengapa Flores Back Arc Thrust bisa menjadi penyebab gempa dan tsunami mematikan? Dosen Teknik Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Amien Widodo menjelaskan istilah geologi disebut Flores Back Arc Thrust atau sesar naik busur belakang yang memanjang di dalam laut dari utara Pulau Flores hingga Laut Utara Lombok.
“Pusat gempa yang terjadi di daratan Lombok itu adalah proyeksi vertikal dari sebuah titik di kedalaman bumi atau hiposenter,” ujar dikutip dari laman resmi ITS.
Amien bahwa pergerakan bidang sesar atau patahan Flores ini dimulai sebelum menyebar menjadi pergerakan bidang sesar yang melepaskan energi berupa gelombang gempa. Menurut prediksi Amien, posisi patahan naik Flores itu tidak hanya berada di satu tempat, melainkan berada di tempat yang berbeda dalam waktu yang berbeda pula.
“Oleh karena itu, gempa susulannya terjadi berulang-ulang,” ujarnya.