Ia pun mempertanyakan moral tokoh agama lainnya yang tertawa terbahak-bahat saat Miftah mengolok pedagang es teh. "Saya juga lihat ada empat orang yang tertawa terbahak-bahak. Ini moralnya bagaimana mentertawakan tukang es?" kata Rhenald.
"Padahal, kalau kita lihat, agama itu kan justru mengajarkan perlindungan kepada orang kecil, mengajarkan anda yang kaya-kaya ini agar berempati pada orang susah. Kenapa ini terjadi?" tutur Rhenald.
Setelah mencermati, Rhenald pun mendapat jawaban yakni, tokoh di dalam sinetron telah berperan dalam kehidupan nyata.
"Ada orang yang latar belakangnya bukan pendidikan, bukan profesor, hanya akademik yang administrasi saja bisa jadi profesor. Jadi, ada orang-orang seperti ini jalan pintas dan masyarakat mempercayainya," katanya.
Selain itu, ia menilai, banyak orang yang ingin menjadi korban untuk dikasihani. Hal itu dilandasi lantaran Rhenald menilai, pihak yang menjaid korban itu dengan mudah bisa mendapat bala bantuan dari manapun.
"Si korban itu ternyata sekarang dapat bantuan dari mana-mana. Iya sih, kasihan sih memang dia. Tapi sekarang banyak juga orang yang berpikir, kalau begitu, gue jadi korban aja deh. Dan sekarang banyak orang yang sering merendahkan martabat dirinya sendiri. Mudah-mudahan tidak terjadi," kata Rhenald.