Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mahfud MD: Angkuh, Hedon dan Flexing Itu Bentuk Korupsi Nonkonvensional!

Fahmi Firdaus , Jurnalis-Jum'at, 06 Desember 2024 |17:12 WIB
Mahfud MD: Angkuh, Hedon dan Flexing Itu Bentuk Korupsi Nonkonvensional!
Mahfud MD: Angkuh, Hedon dan Flexing Itu Bentuk Korupsi Nonkonvensional!
A
A
A

JAKARTA - Mantan Menko Polhukam RI, Mahfud MD, didapuk menjadi khatib dalam shalat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (6/12/2024).  Mahfud mengingatkan, upaya-upaya memerangi atau memberantas korupsi bukan hanya menjadi kewajiban pemerintah, tapi semua sebagai warga masyarakat.

Menurutnya, praktik korupsi dihadapi saat ini bukan hanya dilakukan oleh pejabat-pejabat negara, melainkan juga muncul dalam perilaku warga masyarakat (nonkonvensional). Pasalnya, kesewenang-wenangan dan hedonisme yang bersumber dari kesombongan dan congkak.

“Korupsi non konvensional, yaitu perilaku koruptif, bisa dan banyak dilakukan oleh warga masyarakat biasa seperti kita,” ujar Mahfud yang membawakan khutban bertajuk Memerangi Perilaku Korupsi dengan Ahlak dan Integritas dalam Beragama.

“Bentuknya adalah keangkuhan, hedonisme, flexing, penindasan, pengkastaan status, dan kesewenang-wenangan di kalangan warga masyarakat sendiri,”sambungnya.

Sementara, untuk korupsi konvensional, memang dikaitkan dengan keriteria yuridis atau hukum seperti memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi dengan melanggar hukum dan merugikan keuangan negara. Pun suap dan gratifikasi. Tapi, jangan lupa korupsi non-konvensional yang banyak dilakukan warga biasa.

“Ingatlah, bahwa penyuka korupsi non-konvensional, misalnya kesombongan dan flexing, itu bisa jadi pelaku korupsi konvensional jika yang bersangkutan mempunyai jabatan atau kelebihan tertentu di tengah masyarakat, sehingga korupsinya dilakukan melalui kolusi dengan pejabat resmi,” ungkapnya.

Guru Besar Hukum Tata Negara itu juga menyoroti masalah utama yang dihadapi bangsa seperti kemiskinan, ketidaksejahteraan, rendahnya mutu dan tingkat pendidikan, lapangan kerja, dan sebagainya.

“Tapi, sebenarnya penyebab dari masalah-masalah besar adalah maraknya korupsi ditopang lemah penegakan hukum dan keadilan,” ujarnya.

Mahfud berpendapat, kemiskinan, pengangguran, rendahnya mutu dan tingkat pendidikan, kesenjangan ekonomi yang mencolok, ketidaksejahteraan, stunting, maraknya judi online, dan lain-lain itu berpangkal dari maraknya korupsi. Identifikasi itu sudah berkali-kali dinyatakan akademisi, pejabat, bahkan presiden.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement