JAKARTA – Presiden Soekarno atau Bung Karno “mengotak” Letjen TNI Abdul Haris Nasution, dan pada saat yang sama memberi jabatan baru kepada Letjen TNI Ahmad Yani.
Jelang akhir tahun 1963. Ahmad Yani diangkat menjadi Menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad) yang tugas formalnya memimpin pasukan TNI AD.
Sementara tugas Nasution sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata dibatasi pada urusan administrasi, dilarang mengurusi operasional pasukan.
Langkah politik diambil Presiden Soekarno setelah Nasution diketahui terlibat pembentukan Dewan Banteng dan Dewan Gajah di Sumatera Selatan yang bertujuan merongrong pemerintah.
Dikutip dari buku Kesaksianku Tentang G30 S, Yani mendapat misi khusus dari Presiden Soekarno untuk membatasi desakan kubu Nasution kepada pemerintah.
Tugas yang diemban Yani semacam operasi intelijen. Akibatnya hubungan Nasution dan Yani memburuk.
Awalnya konflik antara dua orang pimpinan angkatan darat itu hanya diketahui kalangan elit. Namun kemudian dalam perjalanannya semakin kentara.
Hal itu setelah Yani melakukan penggantian sejumlah Panglima Daerah Militer (Pangdam) yang diketahui orang-orang Nasution.