JAKARTA – Kerajaan Inggris pernah menjadi salah satu kerajaan terkuat di Eropa pada masanya dengan wilayah jajahan di seluruh penjuru Bumi. Namun, seiring berjalannya waktu, kekuatan Kerajaan Inggris mulai melemah dan banyak negara-negara yang menjadi koloninya memilih untuk memisahkan diri.
Negara-negara seperti Brunei Darussalam, Myanmar, Australia, India, Singapura, merupakan negara jajahan Inggris yang memilih merdeka dan memisahkan diri dari monarki London. Negara-negara ini tidak menyukai statusnya sebagai koloni dan penjajahan yang dilakukan Inggris di wilayahnya.
Namun, ada juga beberapa negara yang ternyata lebih menyukai berada di bawah pemerintahan Inggris. dan malah menolak memperoleh kemerdekaan.
Berikut beberapa negara yang telah menolak untuk merdeka dari Inggris.
Kepulauan ini adalah wilayah luar negeri Britania Raya yang berada di Laut Karibia. Hal ini karena stabilitas ekonomi mereka yang sangat bergantung pada Inggris.
Hasil referendum 2014 yang diumumkan pada Jumat (19/9/2014) menunjukkan kemenangan di pihak yang tidak mau berpisah atau merdeka dari Inggris dengan selisih suara hampir 10 persen. Rakyat Skotlandia memilih tetap mempertahankan kesatuan dengan Inggris yang telah berjalan selama 307 tahun ini.
Argumen utama yang menentang kemerdekaan adalah bahwa Skotlandia akan berada di luar Uni Eropa (UE). Padahal warga Skotlandia lain sangat mendukung keanggotaan UE, dengan 62% suara mendukung tetap menjadi anggota UE dalam referendum UE 2016. Namun, per 2016 pun warga Skotlandia ingin melaksanakan referendum kembali untuk terpisah dari Inggris meskipun PM Inggris sempat mengecamnya.
Warga Gibraltar dengan sepenuh hati menolak rencana Inggris untuk masa depan mereka hampir 99% memilih, melalui referendum, menentang kesepakatan apa pun yang melibatkan kedaulatan bersama.
Sembilan puluh sembilan persen penduduk Kepulauan Falkland lebih memilih tetap menjadi bagian dari Inggris daripada bergabung dengan Argentina. Referendum digelar karena tekanan dari pemerintah Argentina, sekitar 31 tahun setelah pecah perang antara Argentina dan Inggris.
(Rahman Asmardika)