SAMPIT - Peristiwa tragis dialami seorang bocah sekolah dasar (SD), di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, yang diduga mengalami depresi setelah dirudapaksa hingga akhirnya meninggal dunia. Terduga pelaku adalah tetangga korban.
Ironisnya, peristiwa perkosaan ini terjadi sudah cukup lama, yaitu pada 20 Mei 2023 lalu, dan kasus ini sudah ditangani oleh pihak Polres Kotawaringin Timur, namun hingga sekarang belum terungkap. Sementara orang yang dilaporkan sebagai pelaku berinisial YS masih bebas berkeliaran.
Hal ini membuat keluarga korban yang tinggal di Jalan Jenderal Sudirman kilometer 18 ini, sangat menyesalkan penanganan dari aparat kepolisian yang mereka anggap sengaja mengabaikan kasus ini.
Katry (37), ibu kandung korban sambil menangis menceritakan tentang penderitaan hidup yang dialami anaknya usai diperkosa pelaku, saat dirudapaksa, korban masih duduk di bangku kelas 5 SD.
Dan tepat 3 bulan setelah kejadian korban akhirnya meninggal dunia akibat depresi.
Menurut Katry, kejadian ini berawal saat korban dibawa oleh pelaku dengan alasan akan dipekerjakan di rumahnya di Sampit. Namun permintaan pelaku ditolak oleh ibu korban.
Ternyata pelaku tetap nekad membawa korban ke rumahnya di jalan Sungkai Ba'amang Sampit, dan di rumah itulah korban diperkosa, yang disertai dengan ancaman akan dibunuh.
Korban berhasil kabur dari rumah pelaku dan bersembunyi di sebuah warung. Korban kemudian meminjam ponsel pemilik warung dan langsung memberi tahu ibunya kalau ia baru saja diperkosa.