Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Trump mengatakan bahwa dia berpikir akan dapat membuat kesepakatan dengan Yordania dan Mesir untuk mengambil warga Palestina yang mengungsi, mengatakan bahwa AS memberi kedua negara "miliaran dan miliaran dolar setiap tahun."
Ketika ditanya apakah warga Palestina akan memiliki hak untuk kembali ke Gaza, Trump berkata: "Tidak, mereka tidak akan melakukannya karena mereka akan memiliki perumahan yang jauh lebih baik."
"Saya berbicara tentang membangun tempat tinggal permanen bagi mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa akan butuh waktu bertahun-tahun bagi Gaza untuk dapat dihuni kembali.
Saran Trump tentang pemindahan warga Palestina telah berulang kali ditolak oleh penduduk Gaza dan negara-negara Arab, dan dicap oleh para pembela hak asasi manusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai usulan pembersihan etnis.
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan pernyataan Trump bahwa warga Palestina tidak akan dapat kembali ke Gaza adalah "tidak bertanggung jawab."
"Kami menegaskan bahwa rencana semacam itu mampu memicu gejolak di wilayah tersebut," katanya kepada Reuters pada Senin.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang akan berangkat akhir minggu ini untuk kunjungan pertamanya ke Timur Tengah setelah menjabat. Pada Kamis, (6/2/2025) dia mengatakan bahwa warga Palestina harus "tinggal di tempat lain untuk sementara waktu," selama pembangunan kembali, meskipun ia menolak untuk secara tegas mengesampingkan pemindahan permanen mereka.