Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Serangan Acak yang Memakan Korban Jiwa Meningkat di China, Diduga Terkait Masalah Kesehatan Mental

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 19 Februari 2025 |11:05 WIB
Serangan Acak yang Memakan Korban Jiwa Meningkat di China, Diduga Terkait Masalah Kesehatan Mental
Ilustrasi.
A
A
A

JAKARTA -  Pemerintah China baru-baru ini mengeksekusi mati dua orang pelaku pembunuhan acak, yang menewaskan puluhan, bahkan belasan korban. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya kemarahan publik terkait kejahatan pembunuhan acak yang juga semakin banyak terjadi. 

Kasus pembunuhan acak telah meningkat di China dalam beberapa tahun terakhir. Diduga hal ini berkaitan dengan berbagai isu mulai dari masalah kesehatan, kesulitan ekonomi, pengangguran, tekanan masyarakat, bahkan kurangnya kebebasan politik, yang dianggap sebagai faktor utama. Faktor-faktor ini dianggap sebagai tantangan mental di antara warga China pelaku pembunuhan acak yang mendorong mereka melakuakn serangan balas dendam atau aksi serupa. 

Pada Januari 2025, China mengeksekusi dua orang atas keterlibatan mereka dalam serangan "balas dendam terhadap kejahatan masyarakat.” 

Fan Weiqu, 62 tahun, diekskusi mati setelah menabrakkan mobilnya ke kerumunan di luar stadion olahraga di kota selatan Zhuhai pada November 2024, menewaskan setidaknya 35 orang. Sementara Xu Jianjin dijatuhi hukuman yang sama atas aksi penikaman di sekolah kejuruan di kota Wuxi, timur China yang menewaskan delapan orang dan melukai 17 korban lainnya. 

Menurut psikoterapis Xiaojie Qin, tindakan keji kedua pelaku diyakini dipengaruhi oleh tekanan psikologis terkait situasi di China pasca pandemi Covid-19. Perlambatan ekonomi di Negeri Tirai Bambu menyebabkan berkurangnya kesempatan kerja memperburuk kesenjangan ekonomi, yang menimbulkan rasa ketidakadilan, mendorong kekerasan terhadap orang-orang yang tidak dikenal.

“Sejumlah orang yang tertinggal, baik secara sosial maupun ekonomi, lebih terpinggirkan dan dapat merasa bahwa mereka tidak diperlakukan dengan adil. Mereka tidak memiliki cukup kemampuan untuk meregulasi emosio, dan karenanya mengalami ledakan emosi yang terkadang disertai dengan kekerasan," kata Xiaojie, dikutip dari The Singapore Post, Rabu (19/2/2025).

Faktanya, kedua serangan tersebut hanya sebagian dari serangkaian kejahatan serupa yang terjadi pada 2024. Terdapat 20 serangan pembunuhan acak yang terjadi di China sepanjang 2024 yang menelan setidaknya 90 korban jiwa. Salah satu serangan tersebut adalah yang terjadi pada September saat seorang pria berusia 37 tahun menewaskan tiga orang dan melukai 15 lainnya di sebuah supermarket yang ramai di Shanghai. 

Kegelapan dalam Masyarakat

Pada 2023, jumlah kematian adalah 16 ketika pelaku menyerang pejalan kaki atau orang asing. Pada Mei 2024, seorang pria menyerang siswi sekolah dasar dengan pisau di Guixi, provinsi Jiangxi, menewaskan dua orang. Media sosial dipenuhi dengan video serangan balas dendam terhadap orang asing oleh warga negara China.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement