JAKARTA – Akademisi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Ridwan Fawallang, menyoroti kasus dugaan megakorupsi di Pertamina. Kasus tersebut merugikan negara hingga Rp190 triliun per tahun.
Ia menegaskan, upaya pemberantasan korupsi harus menjadi prioritas utama untuk menyelamatkan aset Negara. Selain itu, untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kita tidak bisa membiarkan praktik kotor ini terus terjadi. Pertamina adalah perusahaan negara yang seharusnya dikelola dengan transparan dan profesional, bukan menjadi lahan permainan segelintir oknum untuk meraup keuntungan pribadi,” ujar Ridwan dalam keterangan persnya, Kamis (27/2/2025).
Ia juga menyoroti komitmen Presiden Prabowo Subianto yang tidak hanya sekadar retorika dalam memerangi korupsi. Pidato-pidato Presiden di berbagai kesempatan menunjukkan tekad kuat untuk membongkar praktik korupsi hingga ke akar-akarnya.
“Presiden Prabowo pernah menegaskan bahwa koruptor akan dikejar sampai ke Antartika. Ini bukan sekadar omong kosong, tetapi peringatan keras bahwa tidak ada tempat aman bagi para perampok uang rakyat,” tuturnya.