JAKARTA - Banjir yang melanda Bekasi beberapa waktu lalu mencerminkan dampak dari beberapa faktor diantaranya adalah perubahan tata guna lahan dan fenomena perubahan iklim yang semakin ekstrem. Banjir di Bekasi menyebabkan puluhan ribu orang terdampak.
Water Network Initiative dan Researcher di Kajima Technical Research Institute, Maulana Ibrahim Rau mengatakan, proses konversi lahan menjadi area terbangun, seperti permukiman dan kawasan industri, mengurangi kapasitas resapan air yang seharusnya mengalir ke tanah.
“Akibatnya, aliran air menjadi jauh lebih besar dan tidak dapat ditampung oleh sistem drainase atau sungai, yang menyebabkan banjir dengan ketinggian air mencapai 2 meter di beberapa titik, terutama di DAS Kali Bekasi yang saat ini menjadi sorotan,” ujar Maulana, Senin (10/3/2025).
Diketahui, curah hujan ekstrem yang tercatat sekitar 232 mm di Katulampa telah meningkatkan limpasan air secara signifikan, melebihi kapasitas tampungan sungai.
Maulana melakukan kajian pada 2021, saat itu curah hujan desain di DAS Kali Bekasi yang mencapai lebih dari 230 mm dalam sehari tergolong dalam periode ulang hujan 100 tahun.
“Ini bukan berarti peristiwa tersebut hanya terjadi sekali dalam 100 tahun, melainkan menunjukkan bahwa probabilitas kejadiannya dalam satu tahun adalah 1%, layaknya peluang dalam permainan dadu,” imbuhnya.
Dengan kata lain, meskipun kemungkinannya kecil, kejadian seperti ini tetap bisa terjadi kapan saja, terutama dengan adanya perubahan iklim yang semakin meningkatkan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem di berbagai belahan dunia.
“Penting untuk diingat bahwa perubahan iklim mempengaruhi seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sehingga peristiwa hujan ekstrem semakin sering terjadi, dan tentunya diperlukan solusi jangka panjang untuk mengurangi dampaknya,” terangnya.
Salah satu langkah yang dapat diambil adalah membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga area resapan air, memastikan kebersihan drainase dari sampah, serta memanfaatkan area floodplain sesuai peruntukannya agar dapat berfungsi sebagai wilayah penampungan air alami.