Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Momen Ken Arok Dibunuh Anak Tirinya, Pengamanan Istana Singasari Diperketat 

Avirista Midaada , Jurnalis-Rabu, 12 Maret 2025 |04:30 WIB
Momen Ken Arok Dibunuh Anak Tirinya, Pengamanan Istana Singasari Diperketat 
Ken Arok (foto: dok ist)
A
A
A

ANUSAPATI, anak tiri dari Ken Arok tega menikam ayahnya sendiri penguasa Kerajaan Tumapel atau Singasari, hingga tewas ketika makan di ruang makan. Kematian Ken Arok di tangan sang anak tiri memang tergolong mengejutkan. Apalagi alat yang digunakan untuk membunuh merupakan keris buatan Mpu Gandring yang dipesan sendiri oleh Ken Arok. 

Setelah Ken Arok tewas, akhirnya Anusapati naik tahta menggantikan ayah tirinya. Di sisi lain, Tohjaya yang merupakan putra dari Ken Arok dengan Ken Umang mengetahui bila ayah kandungnya dibunuh oleh Anusapati. 

Diam-diam pun Tohjaya merencanakan pembunuhan ke Anusapati yang tengah berkuasa di Singasari. Tetapi perjalananya, Anusapati yang sadar adanya ancaman memperketat penjagaan di Istana Singasari, sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan".

Pengawalan di istana diperkuat pasca peristiwa pembunuhan ke Ken Arok itu. Bahkan kamar tidurnya dikelilingi parit dan dijaga oleh para prajurit andalan. Akan tetapi Tohjaya mampu menembus sistem keamanannya Anusapati. Ia tahu betul bagaimana menaklukkan sang saudara tirinya itu.

Suatu hari konon Tohjaya mengajak Anusapati menyabung ayam. Anusapati pun menuruti tanpa curiga karena hal itu memang menjadi salah satu hobinya. Saat Anusapati asyik memperhatikan ayam aduan yang sedang bertarung, Tohjaya langsung menghunuskan kerisnya ke tubuh Anusapati. Peristiwa itu terjadi tahun 1249.

 

Karena Anusapati telah tewas, maka Tohjaya kemudian menjadi raja Singasari yang dulu bernama Tumapel. Setelah menjadi raja Singasari, Tohjaya mendapatkan hasutan pembantunya yang bernama Pranaraja, ia pun berniat membunuh kedua keponakannya, yaitu Ranggawuni (putra Anusapati), dan Mahisa Campaka (putra Mahisa Wonga Teleng) yang dianggapnya berbahaya terhadap kelangsungan tahta, yang ditugasi untuk membunuh adalah Lembu Ampal.

Namun Lembu Ampal justru berbalik mendukung kedua pangeran yang hendak dibunuhnya. Ia bahkan berhasil menghimpun dukungan dari angkatan perang Tumapel untuk bersama mendukung Ranggawuni dan Mahisa Campaka.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement