Secara konsisten AQUA berfokus pada 3 poin utama yaitu, pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah plastik, edukasi konsumen dan inovasi atas kemasan yang digunakan, termasuk kemasan galon guna ulang.
"Saat ini, 70% bisnis AQUA merupakan produksi air minum dengan kemasan galon guna ulang yang praktiknya telah sepenuhnya sirkular," tuturnya.
Bahkan, sudah lebih dari 10 tahun AQUA menghilangkan tutup plastik bening pelapis tutup botol karena dianggap tidak penting dan sulit didaur ulang. Meski begitu, air minumnya tetap terjaga keamanannya dan justru semakin optimal karena tidak menambah timbulan sampah.
Beranggapan sama, Peneliti Ekonomi Lingkungan Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Bisuk Abraham Sisungkunon juga mengungkap salah satu kendala mandeknya proses ekonomi sirkular lantaran berbagai industri menggunakan jenis plastik berbeda yang minim nilai ekonomis.
"Mungkin kita sama-sama paham bahwa sampah plastik dapat didaur ulang, namun butuh waktu dan biaya tambahan dalam proses pengumpulan dan penyortiran. Ini karena industri menggunakan plastik yang berbeda saat membuat kemasan sehingga pengepul perlu memisahkan kemasan sekali pakai, label, dan juga tutupnya," kata Bisuk.
Salah satu langkah konkret AQUA menjadi pelopor ekonomi sirkular dibuktikan melalui komitmennya untuk terus menggunakan kemasan galon guna ulang sebagai bagian dari upaya untuk tidak menambah sampah kemasan plastik.
Dukung Ekonomi Sirkular melalui Pengembangan Teknologi
Inovasi teknologi juga berperan penting bagi perkembangan ekonomi sirkular di Indonesia. Dalam hal ini, yang menjadi fokus utama adalah pengembangan teknologi daur ulang dan pengolahan limbah.