Para kritikus mencemooh pemilihan yang direncanakan sebagai tipuan untuk mempertahankan kekuasaan para jenderal melalui proksi.
Sejak menggulingkan pemerintahan sipil terpilih dari peraih Nobel Aung San Suu Kyi pada 2021, militer telah berjuang untuk menjalankan Myanmar. Militer meninggalkan ekonomi dan layanan dasar, termasuk perawatan kesehatan, dalam keadaan hancur. Situasi ini diperburuk oleh gempa bumi 28 Maret.
PBB menyatakan, perang saudara yang terjadi setelah kudeta telah menyebabkan lebih dari 3 juta orang mengungsi. Perang saudara membuat kerawanan pangan meluas dan lebih dari sepertiga penduduk membutuhkan bantuan kemanusiaan.
(Erha Aprili Ramadhoni)