Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Warga Gaza: Kami Tak Mati karena Serangan Udara, tapi Akan Mati Kelaparan

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Kamis, 10 April 2025 |17:03 WIB
Warga Gaza: Kami Tak Mati karena Serangan Udara, tapi Akan Mati Kelaparan
Nestapa Warga Gaza: Kami Tak Mati karena Serangan Udara, tapi Akan Mati Kelaparan(Reuters)
A
A
A

Setiap warga Gaza kini dapat menyebutkan harga fantastis untuk sedikit makanan yang tersisa di pasar. Sekarung tepung seberat 25 kilogram yang dulu dijual seharga 6 dolar AS kini harganya sepuluh kali lipat. Satu liter minyak goreng, jika Anda dapat menemukannya, harganya 10 dolar AS, bukan 1,50 dolar AS. Beberapa orang yang beruntung mungkin akan menemukan sekaleng sarden jika mereka mampu membeli 5 dolar AS.

"Distribusi makanan hampir berhenti total, dengan stok yang tersisa kini dialihkan untuk menjaga distribusi makanan hangat tetap berjalan selama beberapa hari lagi, tetapi itu akan segera berakhir juga," kata seorang manajer akses untuk Dewan Pengungsi Norwegia di Deir al-Balah, Gavin Kelleher.

3. Wanita Hamil dan Anak-Anak Kurang Gizi Parah

Lembaga amal medis Medicins sans Frontiers mengatakan, mereka menghadapi anak-anak dan wanita hamil dengan kekurangan gizi parah. Ibu-ibu yang menyusui sendiri terlalu lapar untuk dapat menyusui.

Di Nuseirat, Neama Farjalla keluar setiap hari pada pukul 6:00 pagi, berjalan kaki bersama anak-anaknya melintasi zona perang dari dapur umum ke dapur umum dengan harapan mendapatkan semangkuk nasi.

"Jika kami tidak mati karena serangan udara, kami akan mati kelaparan," katanya.

"Ketika putra saya yang masih kecil berkata, 'Mama, aku ingin segelas susu', hati saya hancur," katanya. 
 

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement