DOHA - Perdana Menteri Qatar, Syekh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, memperingatkan gencatan senjata Gaza berada pada momen kritis. Sementara Menteri Luar Negeri Turki menyebut gencatan senjata kehilangan momentum.
Syekh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengatakan kepada Forum Doha pada Sabtu (6/12/2025), apa yang terjadi di lapangan hanyalah "jeda" permusuhan alih-alih gencatan senjata yang sesungguhnya.
Ia mengatakan gencatan senjata yang sesungguhnya tidak dapat diselesaikan. "Kecuali ada penarikan penuh (pasukan Israel-red)" katanya melansir Al Jazeera, Minggu (7/12/2025).
Ia melanjutkan, ini di samping pemulihan stabilitas dan kebebasan bergerak bagi warga Palestina, yang belum terwujud.
Diplomat tertinggi Turki, Hakan Fidan, menggemakan pesan tersebut di forum tersebut. Ia mengatakan, tanpa intervensi Amerika Serikat yang tepat waktu, proses perdamaian berisiko terhenti total.
"(pejabat senior AS-red) perlu campur tangan tepat waktu agar kita dapat memasuki fase kedua, jika tidak, kita bisa kehilangan momentum," ucap Fidan.
Ia menambahkan, Hamas sebagian besar telah memenuhi kewajibannya untuk memulangkan para tawanan.
Hanya satu jenazah tawanan yang masih berada di Gaza karena semua tawanan yang masih hidup dan sisa-sisa tawanan lainnya telah diserahkan kepada otoritas Israel.