Aam sapaan Abdul Muhari menjelaskan bahwa secara rinci, fungsi dari kelima tenda tersebut ialah sebagai peruntukan tenda unit gawat darurat, tenda rawat jalan atau poliklinik, tenda observasi, tenda farmasi dan tenda logistik. Sehingga EMT ini secara mandiri bisa langsung melakukan tindakan bedah jika memang diperlukan, serta dapat memberikan obat-obatan yang dibawa dari Indonesia bagi para pasien yang membutuhkan.
Adapun penyakit yang ditangani berupa hipertensi, nyeri otot, infeksi saluran pernapasan, asam lambung, luka-luka, vertigo, stroke dan penyakit kulit, hingga penanganan emergency terdampak gempabumi seperti luka robek dan patah tulang. Selain itu juga memberikan pelayanan kebidanan bagi dua wanita hamil yang berusia 16 dan 32 minggu.
Upaya yang dilakukan oleh tim medis Indonesia ini tak luput mendapatkan apresiasi dari pemerintah Myanmar. Menteri Kesehatan, Kementerian Luar Negeri dan Otoritas Keamanan setempat sempat berkunjung ke pos kesehatan EMT.