"Jadi beliau itu agung mulia bukan karena kekuasaan yang beliau punya seperti kepala negara, tapi justru kesederhanaan. Dan kesederhanaan itu tampak dalam pilihan-pilihan hidupnya," tuturnya.
Paus Fransiskus bahkan menolak untuk tinggal di Istana Kepausan dan memilih untuk tinggal bersama pelayan Vatikan. Ignatius menyebut sikap ini menunjukkan kemauan untuk mengubah wajah Gereja.
"Kita semua tahu beliau tidak tinggal di Istana Kepausan, tapi tinggal di Casa Santa Marta, itu hotel di dalam kota Vatikan, tinggal bersama pelayan-pelayan Vatikan yang tinggal di situ," kata dia.
"Ini bukan hanya masalah tempat tinggal, ini sesuatu yang sangat simbolik. Beliau ingin mengubah wajah gereja yang monarkis menjadi gereja yang melayani," tandasnya.
(Khafid Mardiyansyah)