Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perang Dingin Bangsawan hingga Pemuka Agama Terjadi Gegara Penguasa Kerajaan Tumapel Sewenang-wenang

Avirista Midaada , Jurnalis-Minggu, 27 April 2025 |06:04 WIB
Perang Dingin Bangsawan hingga Pemuka Agama Terjadi Gegara Penguasa Kerajaan Tumapel Sewenang-wenang
Perang Dingin Bangsawan hingga Pemuka Agama Terjadi Gegara Penguasa Kerajaan Tumapel Sewenang-wenang (Foto Ilustrasi: Freepik)
A
A
A

KONIDISI sosial di Kerajaan Tumapel wilayah kekuasaan Kediri tak kondusif. Sebab terjadi perang dingin antara golongan bangsawan, para pejabat, dengan kaum brahmana atau pemuka agama. Kondisi tersebut disebabkan adanya kesewenang-wenangan dari Tunggul Ametung, penguasa Tumapel di bawah kekuasaan Kediri. 

Tunggul Ametung memang sedang bermusuhan dengan pemuka agama. Sejak lama keturunan Airlangga yang menjadi raja-raja ini memiliki sekat dengan kaum pemuka agama. Bahkan hal ini juga yang diamati oleh Ken Arok, yang terlahir dari golongan sudra kasta terendah dalam agama hindu.

Di banyak kasus berdasarkan analisis Ken Arok kaum brahmana hanya mampu tunduk di bawah kekuasaan para kaum ksatria. Hal ini juga konon muncul ketika peristiwa penculikan anak brahmana Mpu Purwa bernama Ken Dedes.

Dikutip dari buku "Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan", Tunggul Ametung mengeluarkan kata-kata yang seolah mengejek. "Semua brahmana telah takluk menyembah pada kaum satria. Apakah Mpu Purwa, ayahmu, belum ajarkan itu padamu?" Kata-kata Tunggul Ametung itu menunjukkan betapa kerasnya pertentangan antara kaum brahmana versus kaum satria saat itu.

Dalam kondisi seperti itulah, kaum brahmana, seperti dikatakan Tunggul Ametung sendiri telah menyusun kekuatan, mereka sesama brahmana tengah menggalang persekutuan. Meski jika agenda penggalangan kekuatan ini diketahui, maka tak segan, raja dan pejabat istana akan memberikan hukuman yang sangat menyakitkan. 

Namun, kaum brahmana tetap nekad untuk terus berusaha menjalin kekuatan dalam menghadapi arogansi dan dominasi kaum satria. Lohgawe sebagai salah seorang brahmana sangat berharap kepada Ken Arok yang dinilai sangat cerdas, genius dan berani. 

 

Nantinya ia berharap Ken Arok bisa memperbaiki keadaan, dengan cara membasmi kaum satria yang cenderung merendahkan dan menistakan kaum brahmana itu. Ken Arok masih ingat jelas kata-kata Lohgawe saat malam terakhir pengukuhan dirinya sebagai brahmana sekaligus pemberian nama baru itu: "Dengan namamu yang baru, Arok, Sang Pembangun, kau adalah garuda harapan kaum Brahmana".

Dengan pengukuhan ini, Arok sesungguhnya tidak hanya ditahbiskan sebagai brahmana, melainkan juga diberi mandat oleh kaum brahmana untuk menjalankan misi politik di Tumapel dan Kediri. Misi politik yang harus dilakukan oleh Ken Arok dari kaum brahmana itu adalah mengembalikan cakrawati Bathara Guru Sang Maha Dewa Syiwa. 

Selain itu, ia juga diharapkan mampu mengembalikan keseimbangan Jagat Pramudita. Ini artinya, keseimbangan kekuasaan harus dihadirkan kembali. Sebab selama ini kekuasaan sepenuhnya telah menggumpal di tangan kaum ksatria, sehingga hal ini disebut kaum brahmana menimbulkan kekacauan dan kesewenang-wenangan.

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement