JAKARTA – Danjen Kopassus Mayjen TNI Djon Afriandi belakangan ini menjadi perbincangan publik, karena sikap tegasnya menanggapi aksi premanisme yang belakangan ini marak. Namun kata dia, tidak semua aksi premanisme dilakukan oleh ormas.
Djon mengatakan, tidak semua aksi premanisme dilakukan oleh ormas. Pasalnya, banyak ormas yang mempunyai kegiatan positif
"Ormas itu kan tidak semuanya preman. Setuju enggak ini? ormas kan tidak semuanya premanisme, premanisme juga tidak semuanya tergabung di ormas," kata Djon kepada wartawan di Cijantung, Jakarta, Sabtu (26/4/2025).
Menurut, Djon ada ormas yang bermanfaat positif dan kegiatannya mendukung pemerintah. Kendati demikian, apabila sudah ada yang menghambat maka harus ditindak tegas.
"Kalau kita berbicara tentang ormas, ya kalau memang itu bersifat positif dan mendukung pemerintah pasti bermanfaat tapi kalau sudah menghambat, mengganggu stabilitas keamanan, ketertiban masyarakat berati harus ditindak," tegasnya.
Djon Afriandi juga mempunyai sejumlah brevet, salah satunya Master Parachutist Badge (US Army). Sekadar diketahui, untuk bisa mendapatkan badge ini, seorang prajurit harus memiliki kualifikasi sebagai jump master. Prajurit tersebut juga sudah menjalani 65 kali penerjunan. 25 kali di antaranya dengan peralatan tempur lengkap selama 3 tahun.
Djon Afriandi merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) 1995 yang meraih predikat lulusan terbaik Adhi Makayasa. Djon Afriandi berpengalaman di Infanteri dari kecabangan Kopassus.
Pria kelahiran Payakumbuh, Sumatera Barat pada 14 Juni 1972 ini malang melintang di Korps Baret Merah. Dia mengawali karier militernya dengan menjadi Danton 3/2 Yon 13 Grup 1 Kopassus (1997). Dilanjutkan menjadi Danton 2/2 Yon 13 Grup 1 Kopassus (1997), Danton 2/1 Yon 11 Grup 1 Kopassus (1998), dan Danton 1/1 Yon 11 Grup 1 Kopassus (1998).